StatusRAKYAT.com, Indramayu - Luncuran program Dokter Masuk Rumah (Dokmaru) bagian dari 10 komponen program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Indramayu, Nina Agustina dan Lucky Hakim, dinilai sebagai langkah strategis guna optimalisasi pelayanan masyarakat disektor kesehatan terintegrasikan dengan program Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, melalui layanan Jabar Quick Respon (JQR).
Hal itu dapat dirasakan oleh Masrinah (51), penderita kanker rahang, warga Desa Sumbermulya, Kecamatan Haurgeulis, yang masuk katagori keluarga kurang sejahtera, sebelumnya tidak mampu untuk berobat, akhirnya dapat terlayani melalui program dokmaru dan kemudian ditindak lanjuti dengan Jabar Quick Respon (JQR) hingga mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
“Dari tiga warga di Kecamatan Haurgeulis yang terlayani dokmaru, satu diantaranya dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung yang difasilitasi JQR,” ujar Camat Haurgeulis, Rory Firnansyah kepada awak media belum lama ini.
Rory mengatakan, pelaksanaan program dokmaru yang terafiliasi kedalam layanan masyarakat secara komplek antara komponen layanan umum dan komponen kesehatan menjadi satu kesatuan konsep layanan publik dibidang peningkatan kesehatan masyarakat dengan target sasaran warga berlatar belakang ekonomi lemah agar mendapatkan pelayanan kesehatan secara tuntas sesuai dengan kasus kesehatan yang dideritanya.
“Kami membuka peluang kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan program Dokmaru ini, sehingga kasus kesehatan yang dialami masyarakat bisa terlayani secara tuntas,” terangnya.
Adapun kasus yang terlayani melalui program Dokmaru di Kecamatan Haurgeulis kata Rory, diantaranya dua warga Desa Sumbermulya dengan kasus penyumbatan anus dan kanker rahang, kemudian yang terbaru adalah kasus ca.cervic (kanker cervic-red) yakni warga Desa Cipancuh, dan untuk sementara satu orang penderita kanker rahang atas nama Masrinah sudah terlayani di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, sedangn untuk warga Cipancuh penderita ca. cervic yang terakomodir pada hari Kamis (1/4/2021) lalu sudah dirujuk ke RSUD Pantura MA Sentot, Patrol.
“Prinsipnya kami sambut baik dan terus mensupoprt kebijakan Pemkab Indramayu dibidang layanan kesehatan, sehingga program Dokmaru bisa dilaksanakan secara optimal,” pungkasnya.
Terpisah, Kaur Umum (Lurah-red) Desa Sumbermulya, Subandi, mengatakan, adanya program Dokmaru dinilai sangat berpotensi guna menyelamatkan nyawa warga dari ancaman penyakit kronis yang diderita dengan mendapatkan layanan kesehatan secara gratis, namun begitu aspek sosial ekonomi masih menjadi kendala masyarakat yang notabene ekonomi lemah, karena meski pengobatan hingga rawat inap termasuk tindakan operasi, dapat dilayani secara cuma-cuma namun pihak keluarga terkadang tidak memiliki kesiapan untuk biaya hidup selama menemani / menungggu anggota keluarganya yang sakit tersebut.
Untuk mengatasi hal itu, perlu dicarikan jalan keluar agar kebutuhan selama mengurus anggota keluarganya yang sakit dapat tertanggulangi. Seperti yang dialami ibu Masrinah setelah terlayani Dokmaru yang ditindak lanjuti kemudian oleh JQR guna dilakukan tindakan operasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, ternyata tidak memiliki cukup biaya untuk kebutuhan akomodasi selama menjalani pemeriksaan tersebut, meski pernah diajukan ke Baznas Kabupaten ternyata harus menyertakan bukti rawat inap dari pihak rumah sakit, sementara faktanya saat ini masih menjalani observasi di Rumah Hasan Sadikin Bandung dan pemeriksaan pendukung lainnya terkait tindakan operasi tersebut dan belum dilakukan rawat inap di Rumah Sakit Hadan Sadikin, sedangkan kondisi ekonominya sangat tidak mampu dan itu menjadi kendala real yang dialami warga saat ini.
“Program Dokmaru cukup baik apalagi setelah digandengkan dengan JQR, namun begitu faktor ekonomi masyarakat yang notabene dari kalangan ekonomi lemah, masih menjadi suatu kendala yang perlu dicari solusinya yakni biaya akomodasi keluarga,” ungkap Lurah Sumbermulya yang kerap mendapingi warganya yang terlayani Dokmaru dan JQR. ( Mutadi) .