StatusRAKYAT.com , Tapanuli Utara - Akibat aktivitas galian C yang diduga kuat tidak memiliki izin dari Pemerintah membuat masyarakat geram dan kesal. Pasalnya
jalan hotmix Desa Hutagalung - Pansurnapitu Kecamatan Siatas Barita yang menelan biaya milliaran rupiah hancur karena truk bermuatan pasir yang melebihi tonase.
Informasi yang dihimpun StatusRakyat.com, tampak jalan hotmix yang menelan biaya milliaran rupiah hancur dan berlobang - lobang sehingga sangat menggangu pengguna jalan khususnya pengendara sepeda motor dan mobil.
Op Ruben Hutagalung warga Hutagalung sangat kesal melihat truk yang bermuatan pasir yang melebihi tonase, dimana akibat seringnya lalu lalang tanpa ada peringatan dari pemerintahan Desa maupun dari Pemkab Taput membuat jalan hotmix yang dulunya mulus, sudah hancur dan berlubang - lubang. "Jalan hotmix ini rusak akibat truk pasir yang lalu lalang tiap hari tanpa memikirkan kondisi jalan,"terangnya. Menurutnya sudah seharusnya pemerintahan desa dan Pemkab Taput untuk melakukan tindakan terhadap pengusaha truk yang mengangkut pasir setiap hari lalu lalang di jalan hotmix Desa Hutagalung - Pansurnapitu. "Sebaiknya pemerintah jangan lah tutup mata, toh juga rakyat yang dirugikan. Kalau jalan yang rusak maunnya diperbaiki, jangan hanya merusak,"imbuhnya
Hal sama disampaikan O Panggabean warga Pansurnapitu, dia mengatakan, maraknya galian pasir sepanjang sungai yang tidak memiliki izin dari Pemerintah sepertinya tidak ada tindakan sama sekali. Dia menuding Pemerintah sepertinya tutup mata diam membisu tanpa ada penyetopan sama sekali. Padahal sudah ada terdapat plang bahwa dilarang melakukan penambangan galian c disepanjang sungai. "Kita menduga ada oknum - oknum tertentu yang menjadi beking dibalik pengambilan pasir yang menggunakan mesin sehingga pengambilan pasir mulus tanpa ada hambatan"jelasnya. Panggabean mengungkapkan, akibat truk yang bermuatan pasir yang melebihi tonase membuat jalan hotmix rusak. Dan jika ini terus dibiarkan, jalan hotmix Hutagalung - Pansurnapitu Kecamatan Siatas Barita akan semakin bertambah kerusakannya. Panggabean bersama masyarakat juga berencana akan membuat laporan pengaduan kepada pihak Pemkab Taput, Pemerintahan Propinsi dan Polres Taput serta Polda Sumut agar penambangan galian c yang diduga tidak memiliki izin segera dihentikan. Karena dampaknya sudah merusak daerah pinggiran sungai apalagi dekat pemukiman penduduk. (TH)